Rabu, 20 Januari 2016

Pembangunan Transmisi



I. DEFENISI

1. SURVEY
Survey merupakan pekerjaan awal yang paling penting dalam suatu perencanaan SUTT  karena  survey akan menentukan  jalur yang akan dilalui  SUTT

2. ROUTE

Route adalah jalur yang sudah ditentukan dengan patok patok sepanjang route

-          Pemberian tanda
-          Pemetaan
-          Jarak jarak horisontal
-          Perbedaan tinggi

3. PROFIL PLOTING


Menggambarkan secara lengkap keadaan medan Transmissi

-          Keadaan rumah
-          Pepohonan
-          Jalan
-          Persilangan dengan transmissi yang lain
-          Pipa bawah tanah
-          Rel Kereta api
-          Sungai
-          Batu karang , tebing  , bukit yang mungkin dilalui transmisi
-          Perencanaan tinggi tower dan tinggi konduktor




4. TOWER PEGGING


Pemberian tanda dimana tower akan didirikan, dalam pembarian tanda ini harus hati hati karena kesalahan dalam pemberian tanda akan menimbulkan banyak kesulitan

5. CROSS  DIAGONAL SECTION

-         



Kondisi tanah , letak tiang , datar atau miring
-          Luas tanah  yang dibutuhkan
-          Menggambarkan keadaan tanah sehingga dapat menentukan kaki tiang

6. TOWER SCHEDULE


-          Daftar nomor tiang
-          Daftar type tiang
-          Daftar kaki tiang dan tingginya
-          Daftar type pondasi
-          Daftar jenis tiang
-          Daftar isolator
-          Daftar jarak tiang dengan tiang berikutnya
-          Daftar perlengkapan untuk kebutuhan tiap tiap tiang



7. SOIL INVESTIGATION


Mengadakan penyelidikan keadaan tanah


8. ROUTE CLEARING


Penebangan pohon, pembongkaran rumah Dll. sehingga route tersebut betul-betul bebas untuk SUTT.

9. ACCES ROAD


-          Jalan menuju lokasi tiang untuk pengangkutan
-          Perlengkapan penarikan
-          Material tiang

10. EXCAVASI


Adalah penggalian untuk pondasi





-          Berapa luas tanah yang dipergunakan untuk keperluan tiang tersebut
-          Menentukan patok-patok untuk ponadsi
-          Menentukan titik-titik patok untuk penggalian tiap pondasi

11. LEG EXTENTION


Pada keadaan tanah datar kaki tiang sama panjang tetapi bila keadaan tanah miring maka kaki tiang yang ada dibawah akan mengikuti titik senter dari tower ( perpanjangan kaki ).

12. LEVELLING


Level pondasi pada tanah datar adalah sama dengan toleransi maksimum 1 cm tetapi pada tanah yang miring memerlukan ketelitian karena level pondasi tidak sama.

13. BASE


Dasar tiang bagian bawah




14. STUB


Baja yang ditanam dalam pondasi
Stub disambung dengan leg extention, leg extention adalah kaki tiang yang disambung dengan seluruh body extention




15. SETTING LEVELLING


Level pemasangan  dengan toleransi  1 mm , level leg extention harus sama dengan level stub dengan toleransi  1 mm  lebih dari  1 mm tidak baik dan akan mengalami kesulitan dalam erection




Setelah stub betul levelnya  maka baru dilaksanakan pengecoran pondasi


16. PONDASI

Pondasi adalah bangunan yang menyangga suatu konstruksi yang berada diatasnya.
Mengenai pondasi kita harus benar benar mengetahui lebih dalam  tentang pondasi yang akan dibuat . dan komposisi material yang akan dipergunakan , pasir , semen , dan kerikil , air.



17. FORM WORK CONCRATE ( CETAKAN BETON )

Cetakan beton sesuai dengan type pondasi
Penggunaan tanah urug ( Back Filling ) , ponadsi dibiarkan sekurang kurang nya  8 hari

18. TOWER

Tower adalah suatu konstruksi besi siku yang dipergunakan untuk menyangga konduktor.
Pekerjaan tower :
-          Transportasi : Pengankutan  material tower kelokasi dengan  tower yang cukup berat
-          Assembling : Perakitan bagian bawah tower sebelum dipasang (hanya sebagian kecil)
-          Erection  : Penyetelan tower pada pondasi setelah selesai dirakit dibawah
-          Stringing : Penarikan kawat
Penentuan penempatan aspel konduktor dan aspel kawat tanah yang berpedoman pada profile keadaan tanah sehingga mudah untuk menempatkan mesin penarik , bila  tidak memungkinkan maka lokasi harus dirubah.
-          Pulley Block Insulator : Montage roll yang akan dipasang harus disesuaikan dengan diameter konduktor yang akan ditarik.

19. PULLING OUT


Pelaksanaan penarikan konduktor dan kawat tanah untuk pelaksanaan stringing.



20. SAGGING


Pengaturan lendutan kawat
Jarak dari kawat tersebut bila ditegangkan dan jarak kawat dari tanah sehingga dapat menentukan harus berapa tarikan yang harus dilakukan.





Setelah selesai di sagging kemudian dilakukan Clamping  dengan memasang suspension clamp.

21. SPACING


Pemasangan spacer untuk mengikat kawat dimaksudkan agar supaya pergerakan kawat bundle dapat bersama-sama  ( seirama ) juga berfungsi sebagai peredam getaran kawat . Jumlah spacer tergantung dari jarak gawang .

22. ACCESSORIES


-          Plat nomor tower ( monitoring )
-          Damper
-          Arcing Horn dan lain-lain

23. REVISION


 Pengecekan ulang

24. EARTHING


Pemeriksaan pentanahan , bila tidak ada  agar dipasang . untuk menyalurkan tegangan pada tower ke tanah.

25. FINAL REVISION


Pengechekan terakhir dengan perlengkapannya

26. GROUND RESTORAT


Pemeriksaan dibawah SUTT harus betul-betul bersih

27. TAKING OVER

Penyerahan dari Proyek ke PLN dalam hal ini setelah dilakukan pemeriksaan bersama.


28. ROUTE


Jalan yang menghubungkan dua tempat yang paling ekonomis adalah jalur yang lurus , mengingat keadaan tanah gunung , sungai dan tempat-tempat yang tidak boleh dilalui maka jalur tersebut akan berbelok-belok.
Dalam praktek untuk memilih route kita akan dihadapkan dengan beberapa masalah , salah satu diantaranya adalah sudut belokan , ini adalah termasuk dalam perhitungan penentuan route.

29. TERRAIN ATAU TRACE


Dalam menentukan route kita akan menemukan Danau , Bukit , Batukarang , Sungai , karena pada tempat tersebut tidak mungkin didirikan tower oleh karena itu kita harus mencari tempat yang seekonomis mungkin untuk menempatkan tower sehingga terhindar dari kondisi tersebut.

II. BAGIAN BAGIAN DARI TRANSMISSION LINE


1. TOWER


Adalah tiang dengan syarat-syarat yang dapat memikul beban konduktor yang cukup berat sesuai dengan konduktor yang akan dipergunakan.

Jenis-jenis tower :
-             Piramid Tower
-             Portal Tower
-            Guyed tower dimana tower tersebut hanya diperkuat dengan kawat skur

2. EARTH WIRE


Kawat petir dipergunakan untuk mengamankan sambaran petir pada konduktor dimana sambaran petir tersebut dapat diserap oleh kawat petir.

3. CONDUCTOR





Konduktor adalah suatu media untuk mengalirkan daya listrik yang cukup jauh , setiap fasa dapat berupa 1,2,3, konduktor dan apabila untuk setiap fasa terdiri lebih dari dua konduktor maka disebut Bundle  Conductor.
Konduktor adalah yang mampu mengalirkan energi listrik , dalam hal konduktor ACS R energi listrik disalurkan melalui kawat Aluminium , sedangkan inti baja berfungsi sebagai penguat untuk menarik pada konduktor terserbut.
Diameter kondotor mulai dari  10 , 50, 100 mm dan seterusnya.
Dalam penggunaan konduktor dapat dengan sistem bundle untuk diameter tertentu dimana ukuran diameter konduktor dapat lebih rendah tetapi daya salur energi listrik tetap sama

4. INSULATOR


Fungsinya adalah sebagai penyekat antara bagian konduktor yang bertegangan dengan tower yang diketanahkan.
Permukaan isolator dibuat berlekuk lekuk yang maksudnya untuk menghindarkan air hujan jangan sampai menghubungkan bagian yang bertegangan dengan tower yang ditanahkan akibat dari air hujan.
Jumlah isolator tergantung dari tegangan sistem yang dipergunakan.



Tegangan semakin tinggi semakin banyak isolator yang dipergunakan dalam satu rangkaian untuk mendapatkan jarak yang cukup untuk menghidarkan terjadinya lompatan api listrik.
Untuk daerah yang berkabut misalnya daerah pantai dipergunakan jenis isolator antu fog dan untuk daerah yang kering dipergunakan jenis isolator jenis normal
Diameter isolator bermacam-macam tergantung tegangan kerja yang dikenakan makin tinggi tegangan sistem makin besar diameter isolator.



5. FITTING


Fitting adalah seluruh material yang dipergunakan untuk mengikat atau memegang sepanjang penghantar yang berhubungan dengan penyaluran tenaga listrik.

6. JOINT


Joint adalah penyambungan , mengingat panjang konduktor dalam haspel hanya beberapa meter sedangkan panjang SUTT cukup jauh maka konduktor perlu disambung.
Pertama penyambungan antara inti baja dengan inti baja kemudian di press kemudian baru aluminiumnya.

7. SUSPENSION SET


Adalah perlengkapan untuk memegang konduktor agar tidak jatuh , suspension klem ini terdiri dari beberapa bagian .

8. SPACER

Spacer adalah pengikat antara konduktor dalam satu fasa  pada penghantar bundle , jumlah spacer tiap gawang  tergantung jarak gawang dan jenis konduktor.

9. DUMPER

Dunper berfungsi untuk mengurangi getaran pada suspension clamp  akibat tiupan angin , karena apabila getaran tersebut tidak dikurangi akan dapat mengakibatkan kerusakan konduktor pada suspension clamp.

10. PROTECTION RING

Protection ring adalah untuk menghindarkan terjadinya loncatan api listrik akibat kelebihan muatan  sehingga loncatan api listrik terjadi antar protective ring bukan antara konduktor dengan tiang.

11. JUMPER


Jumper adalah  konduktor penyambung pada tower tension

12. MONITORING


Monitoring adalah terbuat dari suatu plat yang menggambarkan susunan kawat fasa , nomor tower , nilai tahanan tanah , tanda bahaya .

13. EARTHING GROUNDING





Gearthing grounding  adalah konduktor yang menyambungkan antara tower ke tanah  pemasangannya  mutlak diperlukan karena  apabila tower tersambar petir dapat langsung diketanahkan  sehingga tidak membahayakan manusia dan tidak menimbulkan gangguan.
Type Earth Ground tergantung pada keadaan tanah , karena setiap jenis tanah mempunyai tahanan tanah yang ber beda-beda,

 

14. TYPE TOWER

Untuk jalur yang lurus dipergunakan  jenis tower pikul atau suspension tower dan diperbolehkan dengan sudut belokan yang kecil sampai dengan  2o  sedangkan untuk tower penegang atau tension tower dipergunakan untuk belokan dari  0o  s/d  60o     dan juga dipergunakan untuk jalur yang lurus , misalnya dekat sungai , crossing dengan jalan tol  dan sesuai dengan kebutuhannya.

Jenis  Dead End
Dipergunakan untuk tiang terakhir  dimana konduktor berikutnya masuk ke Switch yard .

Jenis Special Suspension Tower
Jenis tower ini merupakan jenis tower suspension yang diperkuat dan dipergunakan untuk sudut belokan antara  0o s/d 5o .

Earth Wire
Fungsi kawat petir adalah untuk melindungi konduktor dari sambaran petir langsung , sambaran petir yang mengenai kawat petir disalurkan langsung kebumi.
Kawat petir dipasang pada bagian paling ujung dari tower , kawat petir terbuat dari kawat baja yang di Galvanis , yang dihubungkan langsung dengan tower , dan tower dihubungkan langsung dengan tanah.
Sudut perlindungan petir yang paling ideal adalah  0o dan sudut maksimum adalah 30o .

Untuk memperluas daerah perlindungan maka kawat petir diletakan lebih tinggi

D1 / H1 = tan  15 o
D2 / H2 = tan  15 o
D3 / H3 = tan  15 o




 


15.  ELECTRICAL  CLEARANCE


Electrical Clearance adalah jarak paling aman dari konduktor , electrical clearance ini harus dipertimbangkan  besarnya simpangan  kekiri dan kekanan  oleh gaya transversal  yang menyebabkan konduktor tersebut bergoyang , simpangan tersebut membentuk sudut simpangan sebesar 15 o kekiri dan kekanan ,
Besarnya electrical clearance juga tergantung dari besarnya tegangan transmisi.





III. FONDATION

Pondasi adalah  suatu bangunan untuk membuat suatu tower dapat didirikan
Gaya yang bekerja pada pondasi adalah :  1 .  Gaya angin
2 .  Gaya berat

pada pondasi harus dibuat kuat karena kalau tidak kuat  tower tersebut akan roboh , pada pondasi akan bekerja dua macam gaya  yaitu :
a, Gaya vertikal yang disebabkan oleh beratnya tower itu sendiri
b. Gaya transversal yang disebabkan oleh adanya tiupan angin
Pondasi adalah bangunan yang berada dibawah tanah yang kekuatannya dipengaruhi oleh keadaan tanah  dimana pondasi tersebut didirikan, jenis-jenis tanah adalah sebagai berikut
-          tanah normal
-          tanah berlumpur
-          tanah berpasir
-         



tanah berbatu
Type pondasi dibuat sesuai keadaan tanah .

1.      NORMAL  PONDATION






Pondasi ini digunakan  bila keadaan tanahnya normal     




Keadaan tanah dikatakan normal apabila Bearing Capacity ( Kemampuan tanah menahan berat ) atau sering juga disebut Sigma Tanah  adalah kurang lebih 2 Kg /Cm 2 .

Ukuran H dan L tergantung dari type tower, juga tergantung dari gaya vertikal.
Untuk pondasi tower transmisi tegangan  70 Kv , 150 Kv dan 500 Kv untuk pondasi jenis normal adalah sama  hanya ukurannya yang berlainan.

2.      SPECIAL PONDATION
Pondasi ini dipergunakan untuk keadaan tanah yang lembek .
Untuk pondasi jenis ini tidak perlu tinggi tinggi namun harus lebar , untuk menjaga agar tower tidak roboh maka  Lx L = L2 harus luas





Untuk pondasi jenis ini bila keadaan tanahnya lembek yang pada umumnya Bearing Capacitynya rendah sekitar  0,5 Kg / Cm 2 sehingga daya tahan terhadap berat cukup kecil.




3.      ROCK PONDATION

Jenis pondasi ini digunakan pada daerah yang berbatu-batu dimana tanah didaerah tersebut mempunyai bearing capacity > 5Kg / Cm 2 .
Untuk pondasi jenis ini  H dan L tidak perlu sebesar pondasi normal ( lebih kecil dari pondasi normal ) karena kondisi tanah yang keras maka penggaliannya tidak teratur.



Pada pondasi jenis ini Chimney tidak perlu tinggi-tinggi antara 30 s/d 50 Cm hanya untuk membungkus besi Stub agar tidak karatan. Untuk itu semua pondasi dicor.



 Perbadingan  volume penggalian antara  pondasi Normal , Special , Rock



4.      RAFT PONDATION



Jenis pondasi ini digunakan  untuk daerah yang keadaan tanahnya sangat lembek dan berair , untuk jenis raft ketinggian pondasi kurang lebih 50 Cm  namun  L x L = L2 cukup luas dan lebih besar dari  pondasi special jadi seperti rakit dan seolah–olah pondasi tersebut mengambang.
Kira–kira sepuluh tahun terakhir ini sudah dipikirkan bagaimana membuat pondasi untuk tower transmisi yang cukup effisien , hal ini disebabkan karena hal –hal sebagai berikut
-          masalah transportasi
-          masalah biaya
-          masalah waktu penyelesaian
Karena dari volume pondasi yang cukup besar
-          Jenis pondasi normal kira-kira volumenya  20 m 3 .
-          Jenis pondasi special kira-kira volumenya  60 m 3 .
-          Jenis pondasi rock kira-kira volumenya  10 m 3 .
-          Jenis pondasi raft kira-kira volumenya  100 m 3 , dan dapat lebih besar lagi
Maka diciptakan jenis pondasi yang dinamakan jenis Auger.

5 . AUGER PONDATION
Jenis pondasi ini diciptakan karena kondisi medan yang cukup sulit  sehingga dipikirkan bagaimana caranya agar pondasi tersebut mudah mengerjakannya , rendah biayanya  serta cepat penyelesaiannya, pondasi jenis Auger ini sebagai pengganti type normal.



Untuk membuat pondasi jenis auger ini dibuat lobang dengan ukuran  dalam 1 meter lebar dan panjang 2 meter , kemudian dibor dengan jumlah lobang pengeboran antara  1,2,3,4,5,6,7 dst, dengan kedalaman antara 8 s/d 10 meter  dan diameter  lobang  antara 30 s/d 40 centi meter , penggalian bagian atas hanya untuk Chimney saja dan pengecoranya sangat kecil kira-kira  2 m3 .
Pondasi jenis ini sangat kuat karena adanya gaya gesek antara pondasi dengan tanah disekitarnya , dan ekonomis.

Untuk menggabungkan semua kolom agar menjadi satu kesatuan maka digabung dengan slub, setelah kolom diadakan pembesian kemudian dilakukan pengecoran  kemudian digabungkan menjadi satu dan dicor sehingga terbentuklah slub.

6.      ROCK DRILLED
Jenis pondasi ini adalah merupakan perbaikan dari type  Rock , pondasi ini dibuat dengan membuat beberapa lobang dengan diameter 10 cm dan kedalaman antara 6 s/d 10 meter cara membuat lobang dengan menggunakan peralatan yang disebut Jack Hammer
Setiap lobang diadakan pembesian dan hanya diberi satu batang besi beton  dan pada setiap batang diberi cabang-cabang yang dilas untuk menjaga agar batang besi beton tepat ditengah-tengah .
Setelah pembesian kemudian dilakukan pengecoran dengan semen cair dan sedikit pasir dan juga menggunakan Vibrator, yaitu alat untuk memadatkan semen agar tidak terjadi rongga , hal ini sangat penting karena diameter lobang hanya 10 cm.



Pengecoran  tidak menggunakan concrate karena concrate  terdapat kerikil –kerikil yang dapat mengakibatkan rongga-rongga , setelah pengecoran kemudian dilakukan penggabungan  menjadi satu kesatuan dengan slub, dan Chimneynyapun sangat kecil.
Pondasi jenis ini sangat kuat bagaikan pohon dengan akar-akar yang menancap sangat kuatnya disamping itu biayanya sangat ekonomis , mudah pengerjaannya dan transportasinya ringan.

Dari keenam jenis pondasi ini semuanya tergantung dari keadaan tanah , sedangkan pada type spesial masih ada pengembangannya yaitu yang disebut Special Pile







7.      SPECIAL PILE



Jenis pondasi ini merupakan pengembangan dari jenis pondasi special , pondasi ini dibuat dari concrate dan dibuat terlebih dahulu ( dicetak ) dengan penampang bujur sangkar dengan ukuran 30 x 30 atau 40 x 40 atau berpenampang lingkaran dengan  diameter 30 s/d 40 cm.


Setelah cukup keras kemudian dipancang kedalam tanah dengan menggunakan hammer.
Setelah terpancang semua kenudian digabung menjadi suatu kesatuan oleh slub.
Jenis pondasi dibuat demikian karena keadaan tanah yang lembek.
Untuk kondisi tanah yang labil jenis pondasi ini juga sering digunakan dengan kedalaman lebih dari 10 meter dengan cara cetakan beton tersebut disambung, yaitu dengan cara  setelah batang pertama dipancang sampai masuk semua kedalam tanah kemudian disambung batang berikutnya dengan plat besi dan dilas , dan dipancang lagi sampai mencapai tanah yang stabil




Banyak macam jenis pondasi sehingga banyak pula jenis stub tergantung dari keadaan tanah dan jenis pondasi , stub mempunyai banyak ukuran , stub adalah bagian paling bawah yang ditanam dalam concrate.

IV. PEMBESIAN


Untuk semua pondasi dibutuhkan pembesian yang akan dicor, pembesian ini diperlukan terutama pada ukuran  sbb :

a)      Bila  a/b <  1
b)      Bila sudut kemiringan lebih kecil dari 45o
Pembesian untuk keadaan tersebut diperlukan karena bila tidak diadakan pembesian  pondasi tidak akan kuat dan akan membahayakan .



Syarat pembesian :




1.      Pembesian pada Special Pondasi

Karena H/L < 1 disamping itu juga kemiringan  < 45 o  maka diperlukan pembesian tanpa pembesian pondasi tersebut akan pecah karena beban yang disangga lebih dari sepuluh ton, untuk pondasi normal dapat tidak menggunakan pembesian karena pada umumnya plinth selalu dibuat lebih besar dari 45 o disamping itu juga slub cukup tebal sehingga pondasi tidak pecah,  juga a/b > 1



2.     



Pembesian pada Raft Pondation

Karena  a/b < 1 maka diperlukan pembesian tanpa pembesian pondasi tersebut akan pecah , untuk pondasi jenis Rock dapat dibuat tanpa pembesian karena  a/b = 1 sehingga tanpa pembesian pondasi tersebut tidak akan pecah.



.
3.      Pembesian pada Pondasi Auger




Pada pondasi Auger karena Diameter kolom  antara 30 s/d 40 cm sedangkan panjang kolom adalah antara 800 s/d 1000 cm  atau a/b = 30/800 << 1  (kecil ) maka diperlukan pembesian.

4.      Pembesian pada Pondasi Rock Drilled

Pada pondasi rock Drilled perlu dilakukan pembesian karena  a/b = 50/100 < 1


V. ROUTE
Untuk menentukan route suatu transmisi maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut
1.      Langkah pertama untuk menentukan route adalah dengan cara  memperkirakan letak route dengan melihat pada peta
2.      Langkah kedua adalah dengan menghubungi pihak berwenang mengenai route dan juga mengadakan pendekatan kepada masyarakat untuk mendapatkan persetujuan , bila tidak mendapatkan persetujuan maka route harus dipindahkan ( pilih yang lain ) dan merevisi route yang telah direncanakan , dalam menentukan route walaupun berbelok-belok tetapi dipilih route yang paling menguntungkan , Jalur terbaik bagi route suatu transmisi adalah jalur yang lurus , tetapi dikarenakan keadaan medan maka jalur transmisi yang lurus sulit dilaksanakan , oleh karena itu jalur transmisi terbagi menjadi seksi-seksi jalur lurus.
3.     
Langkah ketiga adalah setelah mendapat persetujuan  yaitu dengan terjun kelapangan untuk memberi patok tanda ( Pegging ) sepanjang route yang akan dilalui  dimana tower akan didirikan . pemberian tanda patok adalah pada seksi pertama  dari T ke A1 dilihat dengan tachometer , satu seksi ini bisa 1 km , 5 km , 10 km dst. Cara pengukuran adalah tentukan patok pertama dilihat dari titik T kemudian pindah ke patok No 1 yang telah ditancapkan untuk menentukan patok berikutnya dengan referensi titik T yaitu dengan melihat kebelakang demikian pula dengan patok No.3 kita pindahkan instrumen ketitik patok No.2  dengan melihat patok No 1 kemudian menentukan patok No.3  dan seterusnya.
Tanda harus tetap terlihat , cara penandaan sedemikian karena kita tidak dapat patok de\idepan , maka harus melihat kebelakang agar antara titik T ke A1  tetap lurus.
Dalam praktek titik A1 tidak selalu terlihat dari titik T tergantung keadaan medan  untuk itu dibedakan menjadi  tiga keadaan medan :
1.      Titik A1 dapat dilihat langsung dari titik T
2.     



Titik A1 dapat dapat dilihat dari titik tertinggi yang ada diantara titik T dan  A1
3.      Titik A1 sama sekali tidak dapat dilihat dari titik T

Kesalahan Pengukuran


Dalam pratek pengukuran sering terjadi kesalahan ukur yang disebabkan oleh kesalahan pengukuran maupun kesalahan alat ukur , untuk itu ada cara-cara agar kesalahan itu tidak terjadi , misalkan kesalahan ukur pada alat sebesar 5 cm  maka semakin jauh dan semakin banyak patok semakin besar kesalahannya , sehingga makin banyak patoknya semakin besar kesalahan yang timbul.
Untuk mengatasi terjadinya kesalahan tersebut dilakukan cara-cara sebagai berikut :
Pertama-tama kita tentukan patok No.1 setelah didapat patok No.1 dari patok No.1 kita melihat kebelakang (T) Kemudian melihat patok No.2 , kesalahan misalkan ada disebelah kanan , beri patok sementara pada titik tersebut , setelah itu instrumen kita putar 180o sehingga menghadap kebelakang kemudian kita balik menghadap kedepan dan kesalahan pengukuran ada disebelah kiri kemudian diberi patok sementara , dari kedua patok sementara itu kita ambil tengah-tengah yang merupakan letak patok yang sebenarnya  (patok yang kita inginkan)
Begitulah selanjutnya sehingga kita mendapatkan patok-patok yang lurus .

1.     
Bila keadaan medan dapat  melihat dari titik T ketitik A1 pengukuran dapat mudah dilakukan  tetapi dengan cara-cara seperti diatas agar letak patok tetap lurus

2.      Bila keadaan medan tidak memungkinkan untuk melihat langsung maka dicari titik tertinggi agar dapat melihat titik T dan titik A1
Setelah didapat titik tertinggi maka dicari titik-titik yang benar dengan cara memindah-mindah titik tersebut pada satu garis A-B dengan cara dicoba-coba antara kiri kanan titik yang kita inginkan , dalam hal menentukan titik tertinggi ini , bila terjadi kesalahan antara 2 - 3 cm itu tidak menjadi masalah karena kita hanya menentukan satu titik,  kemudian menentukan titik-titik ( patok-patok ) seperti cara diatas agar tidak terjadi kesalahan .
 




3.      Bila keadaan medan tidak memungkinkan sama sekali untuk melihat titik T dan A1 maka dibuatlah patok-patok sementara.



Dalam praktek keadaan medan  99%  ditemui seperti ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar